Minggu, 07 Juni 2009

GURU SENANG, MURID PUN SENANG bagian II


Student Centerd digunakan berdasarkan empat faktor: kognitif dan metakognitif, motivasional dan emosional, perkembangan dan sosial, dan perbedaan individual.

Faktor Kognitif dan Metakognitif (Santrock, 2007):

1. Sifat proses pembelajaran, seperti yang kita ketahui materi-materi pelajaran yang diberikan kepada siswa sangat banyak sehingga akan lebih efektif bila proses memahami makna dari materi dari informasi yang didapat sendiri dan dari pengalaman sendiri.

2. Tujuan proses pembelajaran, ketika murid memahami apa yang Ia pelajari tentunya murid akan lebih bisa menentukan tujuan pembelajaran tersebut secara mendalam lagi.

3. Konstruksi pengetahuan, murid dapat menghubungkan pengetahuan yang baru didapat murid dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya sehingga pengetahuan murid bisa bertambah dan semakin luas

4. Pemikiran strategis, dengan diberikannya strategi pembelajaran berbasis problem maupun pembelajaran penemuan murid dapat mengembangkan strategi atau pemecahan masalah sehingga merangsang murid untuk berpikir dan menggunakan penalaran.

5. Memikirkan tentang pemikiran (metakognisi), mungkin ada beberapa orang yang bingung dengan kata "memikirkan tentang pemikiran" tidak usah bingung saya akan menjelaskan apa artinya tentunya masih dalam konteks student centered, metakognisi atau memikirkan tentang berpikir yaitu ketika murid merenungkan cara yang akan mereka gunakan dalam belajar dan berpikir, memilih strategi yang tepat untuk memecahkan masalah, dan memantau kemajuan pembelajaran diri mereka sendiri

6. Konteks Pembelajaran, pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti teknologi contohnya internet, dan budaya.

Faktor Motivasi dan Emosional (Santrock, 2007):

1. Pengaruh Motivasi dan emosi terhadap pembelajaran, proses belajar murid akan dipengaruhi oleh motivasi dan emosi yang dapat memperkuat proses belajar contohnya emosi positif seperti rasa ingin tahu murid.

2. Motivasi intrinsik untuk belajar, motivasi intrinsik merupakan motivasi dari diri murid, seperti rasa cinta dan adanya keingintahuan terhadap pelajaran

3. Efek motivasi terhadap usaha, pembelajaran anak akan membaik jika guru mendorong usaha anak dan ketekunan anak pada tugas.

sumber: Santrock, J. W. (2007). Psikologi pendidikan. (ed. 10). Jakarta: Fajar interpratama offset

Sabtu, 06 Juni 2009

GURU SENANG, MURID PUN SENANG


Dalam era perkembangan zaman yang semakin maju ini, kita melihat bahwa proses pembelajaran yang terjadi di kalangan siswa SMA semakin tidak menarik yang dikarenakan mutu dari guru itu sendiri yang tidak sesuasi dengan yang diharapkan oleh para murid-murid. Dalam proses belajar dan mengajar, selain harus memiliki wawasan yang luas, seharusnya guu-guru yang disediakan haruslah memiliki kompetensi yang dapat digunakan untuk membuat para murid merasa nyaman dan senang untuk belajar. berbeda dengan hal yang terjadi di lapangan pada sekarang ini. Murid-murid banyak mengeluhkan bahwa tugas atau PR yang di berikan kepada guru terlalu berat sehingga para murid harus bekerja dengan keras guna menyelesaikan pekerjaan yang diberikan

Guru sekolahnya.
Dari kesaksian beberapa murid yang sekarang masih duduk di bangku sekolah, mereka menyebutkan secara langsung beberapa mata pelajaran yang mereka tidak sukai saat di tanyakan. Namun, yang menjadi kendala bukanlah karena mata pelajaran yang mereka terima terlalu sulit, tetapi guru yang mengajar mereka yang dianggap tidak mampu membuat para murid untuk semangat belajar.

Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) adalah proses pembelajaran yang fokus pada murid. Dengan metode ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Dan pada metode ini, guru berperan sebagai pembimbing.
Dalam proses pembelajaran student centered, siswa akan memperoleh kesempatan untuk memfasilitasi dan untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam (deep learning), dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa tersebut.
Tantangan bagi guru sebagai pendamping pembelajaran siswa, untuk dapat menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa perlu memahami tentang konsep, pola pikir, dan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Untuk menunjang kompetensi guru dalam proses pembelajaran berbasis student centered, maka diperlukan peningkatan pengetahuan, pemahaman, keahlian, dan ketrampilan guru sebagai fasilitator dalam metode ini (kemampuan pedagogi guru memegang peranan penting).

Peran guru dalam pembelajaran berbasis student centered ini bergeser yang semula menjadi pengajar (teacher) berubah menjadi fasilitator. Fasilitator adalah orang yang memberikan fasilitasi. Dalam hal ini adalah memfasilitasi proses pembelajaran siswa. Guru menjadi mitra pembelajaran yang berfungsi sebagai pendamping (guide on the side) bagi siswa.

Bekal bagi para guru untuk dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator salah satunya adalah memahami prinsip pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ada lima faktor yang penting diperhatikan dalam prinsip psikologis pembelajaran berpusat pada siswa, yaitu:

  1. Faktor Kognitif yang menggambarkan bagaimana siswa berpikir dan mengingat, serta penggambaran faktor-faktor yang terlibat dalam proses pembentukan makna informasi dan pengalaman.
  2. Faktor Afektif yang menggambarakan bagaimana keyakinan, emosi, dan motivasi mempengaruhi cara seseorang menerima situasi pembelajaran, seberapa banyak orang belajar, dan usaha yang mereka lakukan untuk mengikuti pembelajaran. Kondisi emosi seseorang, keyakinannya tentang kompetensi pribadinya, harapannya terhadap kesuksesan, minat pribadi, dan tujuan belajar, semua itu mempengaruhi bagaimana motivasi siswa untuk belajar.
  3. Faktor Perkembangan yang menggambarkan bahwa kondisi fisik, intelektual, emosional, dan sosial dipengaruhi oleh factor genetik yang unik dan faktor lingkungan.
  4. Faktor Sosial yang menggambarkan bagaimana orang lain berperan dalam proses pembelajaran dan cara-cara orang belajar dalam kelompok. Prinsip ini mencerminkan bahwa dalam interaksi sosial, orang akan saling belajar dan dapat saling menolong melalui saling berbagi perspektif individual.
  5. Faktor Perbedaan yang menggambarkan bagaimana latar belakang individu yang unik dan kapasitas masing-masing berpengaruh dalam pembelajaran. Prinsip ini membantu menjelaskan mengapa individu mempelajari sesuatu yang berbeda, waktu yang berbeda, dan dengan cara-cara yang berbeda pula.